Mewujudkan peserta didik yang unggul dalam Prestasi dan Iman yang mantap
Data Sekolah
Galery
Tugas TIK Kelas XI
ORGANISASI MAN 2 PEKALONGAN
KeGiatan Documentasi Sekolah
Refleksi Peringatan Maulid Nabi SAW
Rabu, 20 Oktober 2010

Refleksi Peringatan Maulid Nabi SAW
Oleh : Abdul Mudjib


               Tanpa terasa, kita sudah memasuki bulan Rabi'ul Awwal hari ke – 5 atau tanggal 5. Yang berarti Jum'at depan 12 Rabi'ul Awwal adalah peringatan hari kelahiran teladan dan junjungan kita Rasulullah SAW. Bagaimana refleksi kita terhadap peringatan hari kelahiran rasul terakhir dan kekasih Allah SWT itu ?
               Kecintaan kita kepada Rasulullah SAW sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Setiap perayaan Maulid Rasulullah SAW kita larut dalam kerinduan yang tak bertepi kepada Beliau. Keberadaan kita pada abad ini, merupakan keistimewaan tersendiri, walaupun tidak pernah bertemu Nabi namun kita adalah orang yang percaya bahwa nabi adalah sebaik-baik manusia yang akhlaknya tiada cela. Allah dan malaikat pun bershalawat kepadanya. Dan sungguh kalau tidak karena engkau ya Rasulullah, Allah SWT tidak akan menciptakan alam semesta ini.
               Suatu ketika, seorang sahabat bertanya, "Rasulullah ! Apakah ada manusia yang lebih baik daripada kami. Kami masuk Islam di tanganmu. Kami juga berjihad bersamamu?" Rasulullah menjawab, "Benar. Sekelompok manusia yang hidup setelah kalian. Mereka percaya kepadaku, walaupun mereka tidak pernah melihatku."
               Riwayat lain mengatakan, "Umatku ibarat hujan. Tidak pernah diketahui mana yang paling baik. Awal atau akhirnya." Al-Qadhi 'Iyadh menuturkan, setiap generasi memiliki keunggulan dan keistimewaan sendiri. Generasi awal menjadi begitu istimewa karena beriman setelah menyaksikan mukjizat secara langsung dan menerimanya dengan baik. Sedangkan generasi akhir percaya pada sesuatu yang tidak terlihat (ghaib) setelah menyaksikan tanda-tanda, dan menerima dengan baik serta secara suka rela. Jika umat awal berperan dalam menegakkan agama, maka umat yang akhir berperan menjaga ketegakannya. Artinya, potensi generasi awal dan akhir adalah sama. Setiap tetesan air hujan selalu memiliki peran dalam menumbuhkembangkan tanaman. Demikian pula dengan generasi awal dan generasi yang lebih akhir, sama-sama punya potensi dan peran dalam mewujudkan khairu ummah (umat yang terbaik).

Maulid, Momen Melakukan Perubahan
               Kita akui, salah satu kelemahan kaum muslimin di negeri ini adalah suka kepada hal-hal yang bersifat meriah tapi abai kepada hal-hal yang fundamental. Kita sepakat bulat bahwa perayaan maulid adalah hal yang penting, tapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana kita bisa mengkonkretkan setiap perilaku Rasulullah SAW dalam perilaku nyata sehari-hari. Kita adalah pecinta maulid, tapi kita juga pecinta kehidupan yang siap bekerja keras dan berprestasi dalam segala bidang kehidupan.
               Penjelasan Al Qadhi di atas, memberikan semangat kepada kita untuk selalu melakukan perubahan menuju yang lebih baik. Dari tidak mengenal Nabi, menjadi orang yang paling tahu tentang beliau. Dari yang tidak pernah mengamalkan ajarannya, menjadi orang yang paling gigih mengamalkan. Dari yang tidak konsisten, menjadi konsisten. Dari kemalasan menjadi penuh semangat. Dari yang buta ilmu menjadi pencinta ilmu. Beberapa hal ini adalah contoh perubahan diri sendiri.
               Di ruang publik (sosial), perubahan yang dilakukan individu-individu itu tentu saja dapat memberikan pengaruh yang tidak sedikit. Keshalihan sebagai simbol keunggulan spiritual, mendorong terwujudnya ketenteraman sosial. Kemakmuran dan kesejahteraan merupakan nilai ideal yang diharapkan oleh hampir semua manusia.
               Sikap-sikap rakus yang menerjang norma-norma sosial-agama harus dihentikan. Disinilah pentingnya akhlak. Apapun sistem  yang diterapkan, selama ditopang perilaku yang baik pula, insya Allah dapat membawa kesejahteraan. Sebuah bangsa tidak akan hancur oleh kebebasan. Ia hanya akan hancur oleh keburukan budi pekerti.
               Itu semua adalah cita ideal yang dalam bahasa filsuf Islam klasik disebut sa'adah. Kita tahu, kelahiran Rasulullah di muka bumi ini adalah untuk mewujudkan sa'adah bagi umat manusia. Maka dengan datangnya bulan maulid kali ini, ke depan, nilai ideal semacam itulah yang harus kita perjuangkan bukan ?
               Mari kita jadikan Rasulullah SAW sebagai rujukan utama dalam segala aktivitas kehidupan kita. Semoga dari peringatan maulid ke maulid berikutnya prestasi hidup kita semakin meningkat. Amiin Ya Rabbal 'Alamiin.


                                                                                    Penulis adalah : Kepala Madrasah
                                                                                    Diniyah Nurun Najah Pringlangu
                                                                                    Kota Pekalongan
posted by MAN 2 PEKALONGAN @ 01.31  
0 Comments:

Posting Komentar

<< Home
 
About Me

Name: MAN 2 PEKALONGAN
Home: Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia
About Me: Sekolah MAN 2 Pekalongan
See my complete profile
Drama Of Indonesia
GAmbar Jurnalis
Foto-Foto
Jurnalis Karisma
Dinas keluar
Copyright 2010 Mas Edy Web Blog