Refleksi Peringatan Maulid Nabi SAW
Oleh : Abdul Mudjib
Tanpa terasa, kita sudah memasuki
bulan Rabi'ul Awwal hari ke – 5 atau tanggal 5. Yang berarti Jum'at depan 12
Rabi'ul Awwal adalah peringatan hari kelahiran teladan dan junjungan kita
Rasulullah SAW. Bagaimana refleksi kita terhadap peringatan hari kelahiran
rasul terakhir dan kekasih Allah SWT itu ?
Kecintaan kita kepada Rasulullah
SAW sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Setiap perayaan Maulid Rasulullah SAW
kita larut dalam kerinduan yang tak bertepi kepada Beliau. Keberadaan kita pada
abad ini, merupakan keistimewaan tersendiri, walaupun tidak pernah bertemu Nabi
namun kita adalah orang yang percaya bahwa nabi adalah sebaik-baik manusia yang
akhlaknya tiada cela. Allah dan malaikat pun bershalawat kepadanya. Dan sungguh
kalau tidak karena engkau ya Rasulullah, Allah SWT tidak akan menciptakan alam
semesta ini.
Suatu ketika, seorang sahabat
bertanya, "Rasulullah ! Apakah ada manusia yang lebih baik daripada kami.
Kami masuk Islam di tanganmu. Kami juga berjihad bersamamu?" Rasulullah
menjawab, "Benar. Sekelompok manusia yang hidup setelah kalian. Mereka
percaya kepadaku, walaupun mereka tidak pernah melihatku."
Riwayat lain mengatakan,
"Umatku ibarat hujan. Tidak pernah diketahui mana yang paling baik. Awal
atau akhirnya." Al-Qadhi 'Iyadh menuturkan, setiap generasi memiliki
keunggulan dan keistimewaan sendiri. Generasi awal menjadi begitu istimewa
karena beriman setelah menyaksikan mukjizat secara langsung dan menerimanya
dengan baik. Sedangkan generasi akhir percaya pada sesuatu yang tidak terlihat
(ghaib) setelah menyaksikan tanda-tanda, dan menerima dengan baik serta secara
suka rela. Jika umat awal berperan dalam menegakkan agama, maka umat yang akhir
berperan menjaga ketegakannya. Artinya, potensi generasi awal dan akhir adalah
sama. Setiap tetesan air hujan selalu memiliki peran dalam menumbuhkembangkan
tanaman. Demikian pula dengan generasi awal dan generasi yang lebih akhir,
sama-sama punya potensi dan peran dalam mewujudkan khairu ummah (umat yang
terbaik).
Maulid, Momen
Melakukan Perubahan
Kita akui, salah satu kelemahan
kaum muslimin di negeri ini adalah suka kepada hal-hal yang bersifat meriah
tapi abai kepada hal-hal yang fundamental. Kita sepakat bulat bahwa perayaan maulid
adalah hal yang penting, tapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana kita
bisa mengkonkretkan setiap perilaku Rasulullah SAW dalam perilaku nyata
sehari-hari. Kita adalah pecinta maulid, tapi kita juga pecinta kehidupan yang
siap bekerja keras dan berprestasi dalam segala bidang kehidupan.
Penjelasan Al Qadhi di atas,
memberikan semangat kepada kita untuk selalu melakukan perubahan menuju yang
lebih baik. Dari tidak mengenal Nabi, menjadi orang yang paling tahu tentang
beliau. Dari yang tidak pernah mengamalkan ajarannya, menjadi orang yang paling
gigih mengamalkan. Dari yang tidak konsisten, menjadi konsisten. Dari kemalasan
menjadi penuh semangat. Dari yang buta ilmu menjadi pencinta ilmu. Beberapa hal
ini adalah contoh perubahan diri sendiri.
Di ruang publik (sosial),
perubahan yang dilakukan individu-individu itu tentu saja dapat memberikan
pengaruh yang tidak sedikit. Keshalihan sebagai simbol keunggulan spiritual,
mendorong terwujudnya ketenteraman sosial. Kemakmuran dan kesejahteraan
merupakan nilai ideal yang diharapkan oleh hampir semua manusia.
Sikap-sikap rakus yang menerjang
norma-norma sosial-agama harus dihentikan. Disinilah pentingnya akhlak. Apapun
sistem yang diterapkan, selama ditopang
perilaku yang baik pula, insya Allah dapat membawa kesejahteraan. Sebuah bangsa
tidak akan hancur oleh kebebasan. Ia hanya akan hancur oleh keburukan budi
pekerti.
Itu semua adalah cita ideal yang
dalam bahasa filsuf Islam klasik disebut sa'adah. Kita tahu, kelahiran
Rasulullah di muka bumi ini adalah untuk mewujudkan sa'adah bagi umat manusia.
Maka dengan datangnya bulan maulid kali ini, ke depan, nilai ideal semacam
itulah yang harus kita perjuangkan bukan ?
Mari kita jadikan Rasulullah SAW
sebagai rujukan utama dalam segala aktivitas kehidupan kita. Semoga dari
peringatan maulid ke maulid berikutnya prestasi hidup kita semakin meningkat.
Amiin Ya Rabbal 'Alamiin.
Penulis
adalah : Kepala Madrasah
Diniyah
Nurun Najah Pringlangu
Kota Pekalongan |
Posting Komentar