Mewujudkan peserta didik yang unggul dalam Prestasi dan Iman yang mantap
Data Sekolah
Galery
Tugas TIK Kelas XI
ORGANISASI MAN 2 PEKALONGAN
KeGiatan Documentasi Sekolah
Keutamaan Bulan Sya’ban
Selasa, 19 Oktober 2010

Keutamaan Bulan Sya’ban
Oleh : Abdul Mujib

Tanpa terasa dengan bergulirnya waktu, sekarang memasuki bulan Sya’ban 1430 H tepatnya tanggal 8 dan bulan  depan adalah bulan Ramadhan. Tanpa kita sadari berarti kita berada di pintu gerbang terdekat menuju Ramadhan, bulan suci yang seharusnya menjadi puncak berbagai aktivitas ibadah dan taqarrub kita kepada Allah. Dengan demikian, kita akan segera menjalani pelatihan terakhir sebelum “BERTANDING”  di bulan suci itu.
          Tentu kondisi-kondisi terakhir sebelum terjun dalam pertandingan akan sangat menentukan penampilan kita nantinya. Karena itu, kita harus benar-benar memperhatikan persiapan terakhir ini.
          Sya’ban juga adalah bulan Rasulullah SAW. Ini ditegaskan dalam hadits, “Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.” Tiga rangkaian bulan ini senantiasa dijadikan acuan untuk meningkatkan ibadah kepada Allah. Banyak hadits yang menganjurkan kita memperbanyak ibadah pada bulan-bulan ini, termasuk puasa dan shalat sunnah.
          Bulan Sya’ban termasuk bulan yang mulia dan saat yang agung. Keberkahan bulan ini telah sangat dikenal, dan kebaikan-kebaikannya melimpah. Ketaatan di bulan ini termasuk “Perniagaan” yang paling menguntungkan, dan taubat di dalamnya merupakan “modal” yang sangat besar. Allah menjamin keamanan bagi orang-orang yang bertaubat di bulan ini.
          Bulan ini juga menjadi arena latihan, sebagai pemanasan terakhir, menjelang memasuki bulan suci Ramadhan. Karena itu, barang siapa membiasakan diri bersungguh-sungguh beribadah di bulan ini, akan mendapatkan keberuntungan di bulan Ramadhan nanti.

Berdo’a di Bulan Sya’ban
          Bulan Sya’ban secara keseluruhan merupakan kesempatan yang besar dan mulia untuk segera berbuat baik dalam semua bentuknya, dan berlomba buat mendapatkan segala sebabnya dari segala penjuru. Sebagaimana pada setiap waktu mulia yang penuh dengan keberkahan, sepantasnya pada bulan Sya’ban seorang muslim menyibukkan diri dengan berbagai macam ibadah dan memperbanyak melakukan berbagai kebaikan dan kebajikan.
          Siang maupun malam bulan Sya’ban adalah kesempatan yang semestinya tak boleh disia-siakan untuk bermunajat kepada Allah, menyampaikan segala kebutuhan kita. Salah satu yang dapat kita lakukan untuk itu adalah melakukan shalat malam sesuai kehendak anda dan anda tutup dengan shalat witir, kemudian anda berdo’a dengan doa apa saja yang anda kehendaki.

Malam Nishfu Sya’ban
          Di bulan Sya’ban ada satu malam yang utama yakni malam tanggal 15. Makanya malam ini sebut dengan malam Nishfu Sya’ban (setengah/separuh dari bulan Sya’ban). Malam Nishfu Sya’ban akan jatuh pada malam jum’at depan (Jum’at Pahing) tanggal 6 Agustus ini. Mengenai malam Nishfu Sya’ban, banyak keterangan yang menjelaskan keutamaannya. Imam Ahmad dan Ad-Daraquthni meriwayatkan hadits Nabi SAW, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza Wajalla (maksudnya rahmat-Nya) turun ke langit dunia pada malam Nishfu Sya’ban. Maka diberi-Nya ampunan yang lebih banyak daripada bulu kambing Bani Kalb.”
          Tersebut pula dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Telah bersabda Rasulullah SAW, Jibril pernah datang kepadaku pada malam Nishfu Sya’ban, seraya berkata : Wahai Muhammad, inilah malam yang dibukakan padanya pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat. Maka bangunlah engkau, shalatlah, dan angkatlah kepalamu serta kedua tanganmu ke langit.”
          Lalu aku bertanya : “Wahai Jibril, malam apakah ini?” Jibril menjawab : “Inilah malam yang dibukakan padanya tiga ratus pintu rahmat. Maka Allah mengaruniakan ampunan bagi mereka yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali orang yang menjadi tukang sihir, tukang tenung, orang yang saling bermarahan, orang yang terus minum arak, orang yang selalu berzina, orang yang makan riba, orang yang durhaka kepada ibu bapaknya, tukang mengadu domba, dan orang yang memutuskan tali kekeluargaan. Sesungguhnya mereka itu tidak diampuni hingga mereka bertaubat dan meninggalkan perbuatan tersebut.”

Doa’-do’a Malam Nishfu Sya’ban
          Dalam riwayat Imam Ali bin Abi Thalib, ia mengatakan, “Aku melihat Rasulullah SAW pada malam Nishfu Sya’ban berdiri melakukan shalat empat belas rakaat. Kemudian beliau duduk setelah selesai, lalu membaca Ummul Quran (Al Fatihah), Al Ikhlash, Al Mu’awwidzatain (Al Falaq dan An-Nas), masing-masing 14 kali, dan membaca Ayat Kursi satu kali. Kemudian beliau membaca ayat Surat Taubah  ayat 128. 
Ketika beliau telah selesai membaca itu, aku bertanya tentang apa yang beliau lakukan. Beliau menjawab, “Barang siapa melakukan seperti yang engkau telah lihat itu, ia mendapatkan pahala seperti dua puluh kali haji mabrur dan puasa dua puluh hari yang diterima. Jika pagi harinya berpuasa, ia mendapat ganjaran seperti puasa enam puluh tahun yang telah lalu dan enam puluh tahun yang akan datang.”
Banyak do’a-do’a masyhur yang dibaca pada malam Nishfu Sya’ban. Namun karena keterbatasan ruangan tulisan ini, disini penulis tidak perlu untuk menuliskannya. Biasanya yang terlaku di masyarakat kita, do’a dibaca diawal waktu sesudah shalat maghrib. Dan sebelumnya membaca surah Yasin tiga kali. Pertama,  dengan niat mohon dipanjangkan umur untuk senantiasa taat beribadah. Kedua, dengan niat minta dipelihara dari bencana, disembuhkan dari penyakit-penyakit, dan diluaskan rizqi yang halal. Dan ketiga, dengan niat minta kaya hati dari segala makhluk (tidak butuh kepada makhluk) dan memohon dipenghujung umur kita semoga diberikan husnul khatimah. Setiap selesai membaca surah Yasin, membaca doa satu kali.
Di dalam kitab Kanzunnajah wassurur, karya Syaikh Abdul Hamid Qudus, disebutkan sebagian orang shalih mengatakan bahwa barang siapa membaca : Laa ilaaha illaa anta subhanaka innii kuntu minazh-dhaalimin sebanyak 2.375 kali pada malam Nishfu Sya’ban, ia akan aman sepanjang tahun itu dari bala atau bencana. Wallah a’lamu bishshowab.

                                                Penulis adalah : Kepala Madrasah Diniyyah
                                                Nurunnajah Pringlangu Gg 7 Kota
Pekalongan. Alumni IAIT Lirboyo Kediri

Label:

posted by MAN 2 PEKALONGAN @ 03.10  
0 Comments:

Posting Komentar

<< Home
 
About Me

Name: MAN 2 PEKALONGAN
Home: Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia
About Me: Sekolah MAN 2 Pekalongan
See my complete profile
Drama Of Indonesia
GAmbar Jurnalis
Foto-Foto
Jurnalis Karisma
Dinas keluar
Copyright 2010 Mas Edy Web Blog