Mewujudkan peserta didik yang unggul dalam Prestasi dan Iman yang mantap
Data Sekolah
Galery
Tugas TIK Kelas XI
ORGANISASI MAN 2 PEKALONGAN
KeGiatan Documentasi Sekolah
Keutamaan Bulan Sya’ban
Selasa, 19 Oktober 2010

Keutamaan Bulan  Sya’ban
Oleh : Abdul Mudjib


            Malam Nishfu Sya’ban telah berlalu yakni malam kamis (hari kemarin). Bagi anda yang terlanjur belum bisa menunaikan amalan-amalan yang sangat mulia di malam hari dan puasa di pagi harinya semoga tahun depan masih diberikan umur panjang agar bisa menunaikannya. Bagi anda yang sudah dapat mengisinya dengan berbagai amaliah ibadah, patutlah bersyukur kepada Allah SWT dan berharap semoga amal ibadahnya diterima-Nya. Serta berharap semoga tahun depan masih dapat menjumpai malam nishfu sya’ban lagi. Karena begitu besarnya keutamaan amaliah di malam nishfu sya’ban sebagaimana penulis paparkan dalam tulisan bagian satu. Selain itu juga disebutkan dalam kitabnya yang berjudul Madza fi Sya’ban, As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alwi Al-Maliki Al Hasani menulis, barang siapa bersungguh-sungguh dalam bulan Sya’ban akan beruntung pada bulan Ramadhan.

Diangkatnya Amal Ibadah
            Diantara kelebihan yang dikenal pada bulan Sya’ban adalah diangkatnya amal ibadah. Dalam satu hadits disebutkan dari Usamah bin Zaid, Saya berkata “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihat engkau puasa pada satu bulan seperti bulan Sya’ban ?”
            Rasulullah bersabda, “Sya’ban adalah bulan yang melalaikan manusia dari bulan Rajab dan Ramadhan. Dia adalah bulan diangkatnya segala amal kepada Allah, Pengatur Alam Semesta. Saya suka kalau amal saya diangkat dan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR An-Nasaa’i).
            Dalam Shahih Muslim terdapat hadits dari Abu Musa, ia berkata, Rasulullah berdiri di hadapan kami mengajarkan lima kalimat. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT tidak tidur dan tidak selayaknya Dia tidur. Dia menurunkan timbangan dan mengangkatnya. Diangkat kepada Allah amal malam hari sebelum amal siang hari dan amal siang hari sebelum malam hari. Hijabnya adalah cahaya”
            Malaikat Al Hafazhah naik dengan membawa amalan malam setelah selesai pada awal siang, dan naik membawa amal siang setelah selesai pada awal malam. Itu ditunjukkan oleh hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda : “Para malaikat bergantian mendatangi kalian pada malam dan siang hari. Mereka berkumpul pada waktu shalat Subuh dan Ashar. Kemudian malaikat yang bermalam bersama kalian naik. Lalu Allah bertanya  kepada mereka, Allah Maha Mengetahui keadaan mereka : Bagaimana kalian meninggalkan hamba-hamba-Ku ? Para Malaikat berkata : Kami meninggalkan mereka sedangkan mereka dalam shalat. Dan kami mendatangi mereka, sedang mereka shalat.”
            Ketahuilah dengan yakin, hai orang beriman, bahwa bersamamu ada malaikat malam dan malaikat siang. Mereka mengawasi amalmu dan mengangkatnya ke hadirat Allah SWT, Pemilik Keagungan dan Kemuliaan. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda “Diserahkan amal ibadah kepada Allah SWT pada setiap hari Kamis dan Senin. Allah SWT menghapuskan dosa setiap orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu kecuali orang yang memutuskan silaturrahim.” Allah SWT berfirman, “Tinggalkan keduanya hingga mereka berdamai.”
            Dari Usamah bin Zaid, ia berkata, Saya bertanya kepada Rasulullah. “Ya Rasulullah, sesungguhnya Tuan puasa sepertinya Tuan tidak berbuka, dan Tuan berbuka sepertinya Tuan tidak pernah puasa sunnah kecuali dua hari yang Tuan khususkan untuk berpuasa.”
            Rasulullah bertanya, “hari apa itu ?” saya menjawab, hari Senin dan Kamis. Rasulullah bersabda, “Itulah hari diangkatnya amal ibadah kepada Allah SWT. Maka saya senang amal saya diangkat dan saya dalam keadaan berpuasa.”
            Dari Jabir RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Diangkat sekalian amal pada hari Senin dan Kamis. Barang siapa minta ampun, akan diampuni. Barang siapa bertaubat, akan diterima taubatnya. Ditinggalkan orang yang dengki dan orang yang membenci sehingga bertaubat.”
            Dari hadits yang mulia ini hendaklah seorang muslim mengetahui keutamaan dua hari, yaitu Senin dan Kamis. Maka hendaklah seorang muslim menjauhi dirinya dari sifat dengki dan marah, agar tidak terhalang ketika diangkatnya amal sholeh. Dan hendaklah memperbanyak pada dua hari itu amal yang baik dan perkataan yang bagus. Maka jangan dipenuhi kegiatan hari-hari anda, hai orang-orang yang berakal, kecuali dengan pekerjaan yang dapat mendekatkan anda kepada Allah SWT. Dan kegiatan-kegiatan yang dapat menyelamatkan anda kelak dari api neraka. Dan yang dapat membawa anda dimasukkan di tempat yang abadi yang serba membahagiakan yakni surga Allah SWT.

                                                                                    Penulis adalah : Kepala Madin
Nurunnajah Pringlangu Gg. 7
Alumnus IAIT Lirboyo Kediri

Keutamaan Bulan  Sya’ban
Oleh : Abdul Mudjib


            Malam Nishfu Sya’ban telah berlalu yakni malam kamis (hari kemarin). Bagi anda yang terlanjur belum bisa menunaikan amalan-amalan yang sangat mulia di malam hari dan puasa di pagi harinya semoga tahun depan masih diberikan umur panjang agar bisa menunaikannya. Bagi anda yang sudah dapat mengisinya dengan berbagai amaliah ibadah, patutlah bersyukur kepada Allah SWT dan berharap semoga amal ibadahnya diterima-Nya. Serta berharap semoga tahun depan masih dapat menjumpai malam nishfu sya’ban lagi. Karena begitu besarnya keutamaan amaliah di malam nishfu sya’ban sebagaimana penulis paparkan dalam tulisan bagian satu. Selain itu juga disebutkan dalam kitabnya yang berjudul Madza fi Sya’ban, As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alwi Al-Maliki Al Hasani menulis, barang siapa bersungguh-sungguh dalam bulan Sya’ban akan beruntung pada bulan Ramadhan.

Diangkatnya Amal Ibadah
            Diantara kelebihan yang dikenal pada bulan Sya’ban adalah diangkatnya amal ibadah. Dalam satu hadits disebutkan dari Usamah bin Zaid, Saya berkata “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihat engkau puasa pada satu bulan seperti bulan Sya’ban ?”
            Rasulullah bersabda, “Sya’ban adalah bulan yang melalaikan manusia dari bulan Rajab dan Ramadhan. Dia adalah bulan diangkatnya segala amal kepada Allah, Pengatur Alam Semesta. Saya suka kalau amal saya diangkat dan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR An-Nasaa’i).
            Dalam Shahih Muslim terdapat hadits dari Abu Musa, ia berkata, Rasulullah berdiri di hadapan kami mengajarkan lima kalimat. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT tidak tidur dan tidak selayaknya Dia tidur. Dia menurunkan timbangan dan mengangkatnya. Diangkat kepada Allah amal malam hari sebelum amal siang hari dan amal siang hari sebelum malam hari. Hijabnya adalah cahaya”
            Malaikat Al Hafazhah naik dengan membawa amalan malam setelah selesai pada awal siang, dan naik membawa amal siang setelah selesai pada awal malam. Itu ditunjukkan oleh hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda : “Para malaikat bergantian mendatangi kalian pada malam dan siang hari. Mereka berkumpul pada waktu shalat Subuh dan Ashar. Kemudian malaikat yang bermalam bersama kalian naik. Lalu Allah bertanya  kepada mereka, Allah Maha Mengetahui keadaan mereka : Bagaimana kalian meninggalkan hamba-hamba-Ku ? Para Malaikat berkata : Kami meninggalkan mereka sedangkan mereka dalam shalat. Dan kami mendatangi mereka, sedang mereka shalat.”
            Ketahuilah dengan yakin, hai orang beriman, bahwa bersamamu ada malaikat malam dan malaikat siang. Mereka mengawasi amalmu dan mengangkatnya ke hadirat Allah SWT, Pemilik Keagungan dan Kemuliaan. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda “Diserahkan amal ibadah kepada Allah SWT pada setiap hari Kamis dan Senin. Allah SWT menghapuskan dosa setiap orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu kecuali orang yang memutuskan silaturrahim.” Allah SWT berfirman, “Tinggalkan keduanya hingga mereka berdamai.”
            Dari Usamah bin Zaid, ia berkata, Saya bertanya kepada Rasulullah. “Ya Rasulullah, sesungguhnya Tuan puasa sepertinya Tuan tidak berbuka, dan Tuan berbuka sepertinya Tuan tidak pernah puasa sunnah kecuali dua hari yang Tuan khususkan untuk berpuasa.”
            Rasulullah bertanya, “hari apa itu ?” saya menjawab, hari Senin dan Kamis. Rasulullah bersabda, “Itulah hari diangkatnya amal ibadah kepada Allah SWT. Maka saya senang amal saya diangkat dan saya dalam keadaan berpuasa.”
            Dari Jabir RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Diangkat sekalian amal pada hari Senin dan Kamis. Barang siapa minta ampun, akan diampuni. Barang siapa bertaubat, akan diterima taubatnya. Ditinggalkan orang yang dengki dan orang yang membenci sehingga bertaubat.”
            Dari hadits yang mulia ini hendaklah seorang muslim mengetahui keutamaan dua hari, yaitu Senin dan Kamis. Maka hendaklah seorang muslim menjauhi dirinya dari sifat dengki dan marah, agar tidak terhalang ketika diangkatnya amal sholeh. Dan hendaklah memperbanyak pada dua hari itu amal yang baik dan perkataan yang bagus. Maka jangan dipenuhi kegiatan hari-hari anda, hai orang-orang yang berakal, kecuali dengan pekerjaan yang dapat mendekatkan anda kepada Allah SWT. Dan kegiatan-kegiatan yang dapat menyelamatkan anda kelak dari api neraka. Dan yang dapat membawa anda dimasukkan di tempat yang abadi yang serba membahagiakan yakni surga Allah SWT.

                                                                                    Penulis adalah : Kepala Madin
Nurunnajah Pringlangu Gg. 7
Alumnus IAIT Lirboyo Kediri

Label:

posted by MAN 2 PEKALONGAN @ 03.14  
0 Comments:

Posting Komentar

<< Home
 
About Me

Name: MAN 2 PEKALONGAN
Home: Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia
About Me: Sekolah MAN 2 Pekalongan
See my complete profile
Drama Of Indonesia
GAmbar Jurnalis
Foto-Foto
Jurnalis Karisma
Dinas keluar
Copyright 2010 Mas Edy Web Blog